Daerah
lahendong, Minahasa, Sulawesi Utara terletak pada jalur gunung berapi aktif
(jalur mediteran). Prospek panas bumi di daerah ini ditandai oleh dijumpainya
manifestasi panas bumi.
Kondisi geologi daerah ini didominasi oleh batuan vulkanik berumur tersier (post miosen) sampai resen. Batuan tertua yang berumur miosen tersingkap di bagian timur daerah Tondano, terdiri dari breksi (dengan komposisi andesitic), dan tuff. Secara local dijumpai batuan konglomeratik dengan interkalasi tuf, batupasir, batu lempung dan lensa batugamping. Batuan Vulkanik yang berumur pliosen-plistosen terdiri dari “Tondano tuff’ dan batuan vulkanik gunung api muda. Batuan vulkanik gunung api muda ini membentuk gunung api tipe strato a.l gunung Soputan, lokon (menghasilkan lava flow bersifat basaltic). Di bagian utara dan selatan danau Tondano tersingkap endapan fluiatil dan lacustrine berumur plistosen akhir.
Kondisi geologi daerah ini didominasi oleh batuan vulkanik berumur tersier (post miosen) sampai resen. Batuan tertua yang berumur miosen tersingkap di bagian timur daerah Tondano, terdiri dari breksi (dengan komposisi andesitic), dan tuff. Secara local dijumpai batuan konglomeratik dengan interkalasi tuf, batupasir, batu lempung dan lensa batugamping. Batuan Vulkanik yang berumur pliosen-plistosen terdiri dari “Tondano tuff’ dan batuan vulkanik gunung api muda. Batuan vulkanik gunung api muda ini membentuk gunung api tipe strato a.l gunung Soputan, lokon (menghasilkan lava flow bersifat basaltic). Di bagian utara dan selatan danau Tondano tersingkap endapan fluiatil dan lacustrine berumur plistosen akhir.
Di
beberapa tempat di daerah Lahendong dijumpai alterasi batuan yang variasi dari
lemah sampai kuat. Secara structural daerah minahasa termasuk dalam busur
vulkanik dari system orogenesa tersier. Lahendong, Tompaso dan Tondano termasuk
di dalam daerah ini.
Van
Bemmelen (1949) berpendapat, bahwa danau Tondano adalah suatu depresi dari
tondano sampai Langowan dan terbentuk oleh patahan-patahan sejajar satu sama
lain dengan arah umum baratlaut-tenggara. Tetapi kemngkinan lain adalah bahwa
danau Tondano merupakan suatu kaldera yang dihasilkan dari suatu “volcano
tectonic deression” pada zaman pra sejarah (Buntaran & Prijanto, 1981 dan
Johnson, 1976), sama dengan danau Toba di Sumatera.
Penelitian lebih lanjut telah membuktikan bahwa danau Tondano adalah sisa-sisa kaldera (Ganda & D. Sunaryo, 1983), dimana aktivitas gunung api terdapat di dalam dan sekelilingnya sebagai kegiatan lanjutan dari kegiatan di zaman kwarter. Di sebelah barat dari danau Tondano terdapat gunung Tampusu dengan danau Linau di lereng sebelah barat. Sisa dari aktivitas gunung api terdapat di sekeliling gunung tersebut dan juga sebelah baratdaya. Di sebelah timur gunung Tampsu terdapat banyak mata air panas sedang sebelah barat dari danau linau terdapat fumarole dari Lahendong.
Penelitian lebih lanjut telah membuktikan bahwa danau Tondano adalah sisa-sisa kaldera (Ganda & D. Sunaryo, 1983), dimana aktivitas gunung api terdapat di dalam dan sekelilingnya sebagai kegiatan lanjutan dari kegiatan di zaman kwarter. Di sebelah barat dari danau Tondano terdapat gunung Tampusu dengan danau Linau di lereng sebelah barat. Sisa dari aktivitas gunung api terdapat di sekeliling gunung tersebut dan juga sebelah baratdaya. Di sebelah timur gunung Tampsu terdapat banyak mata air panas sedang sebelah barat dari danau linau terdapat fumarole dari Lahendong.
Geologi Umum
Daerah Prospek
Tompaso terletak pada lengan Utara pulau Sulawesi yang merupakan bagian dari rangkaian gunung api
yang berarah SW-NE yang terdiri dari Utara ke Selatan yaitu G. Klabat, G.
Mahawu, G. Soputan dan G. Ambang. Prospek Geothermal Tompaso dikontrol oleh
kaldera besar danau Tondano yang dihasilkan oleh volcano tectonic depression yang di perkirakan terjadi pada
Plio-Pleistosen. Prospek Tompaso ini juga merupakan gugusan kompleks gunung api
Lembeyan yang sangat besar yang dibatasi di sisi Utara oleh rangkaian gunung
api aktif Lokon dan Mahawu dan di bagian Selatan oleh Gunung Soputan, G. Sempu,
G. Rindangaen serta di bagian Timur oleh Rim danau Tondano. Produk gunung api
tua Lembeyan/Tondano terdiri dari piroklastik tufa batu apung dan ignimbrit
yang kemudian ditutupi oleh produk gunung api kuarter. Prospek Geothermal
Tompaso terletak di dalam depresi dengan relief relatif datar dengan elevasi
rata-rata 750 masl. Gunung api aktif yang diduga dapat mempengaruhi deep
hidrologi prospek Tompaso adalah berasal dari Gunung Soputan dari sisi sebelah
Barat daya, sedangkan G. Sempu yang terletak di timur laut G. Soputan
memperlihatkan bekas dari suatu kaldera yang tidak aktif lagi. Dari data core
sumur bor dangkal terlihat bahwa prospek Tompaso pada awalnya tertutup oleh air
danau ataupun aktifitas fluvial. Akibat tektonik dan vulkanisme Danau Tondano,
daerah Lahendong sebagian terangkat dan menyebabkan seluruh daerah miring ke
Barat dan terbentuk erupsi baru seperti G. Rindangen, G. Aesoput, G. Lengkoan,
G.Tampusu dan G. Kasuratan. Stuktur patahan diinterpretasikan dari foto udara
berupa lineament atau kelurusan kelurusan dan kelengkungan yang merupakan sesar
tua yang teraktifkan. Beberapa struktur patahan yang didapat dari foto udara
adalah :
• Kelurusan regional yang merupakan
struktur tua dengan arah NE-SW dan NW-SE.
• Sesar NE-SW melalui G. Damaah, G.
Masarang, kompleks gunungapi Tampusu-Kasuratan, kompleks Soputan-Sempu.
• Gawir sesar normal yang menghadap ke
barat daya di puncak G. Lengkoan.
• Sesar yang berarah NW-SE melalui sungai
Bapaluan, daerah manifestasi Tempang dan pegunungan Lembeyan Tenggara.
• Sesar E-W melalui dua daerah alterasi
Batukolok di G. Rindengan dan Tompaso dan Tempang.
Sesar-sesar di atas memegang peranan di
dalam pengontrolan hidrologi sistem panasbumi Tompaso serta pemunculan manifestasi di
permukaan. Berdasarkan volkanostatigrafi di atas, terlihat bahwa evolusi
magmatis yang diharapkan sebagai sumber panas bergerak dari Timur laut ke arah
Barat daya yaitu dari gunung Lengkoan, Gunung Sempu, gunung
Manimporok-Rindengan-Aesoput dan terakhir pada gunung Soputan. Jadi sumber
panas yang masih exist dan relatif dangkal adalah berasal dari Gunung Soputan.
Untuk struktur patahan yang berperan sebagai zona permeabilitas tinggi
diinterpretasikan berasal dari struktur yang berarah Timur laut – Barat daya
dan patahan yang hampir Timur barat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar